APA ITU WORLD BREASTFEEDING WEEK ?
*)Penulis R. Pratama , seorang dokter.
Bagian pertama
Pekan ini sejatinya masyarakat sedunia punya hajat besar yang diberi nama Pekan Air Susu Ibu (ASI) Internasional atau World Breastfeeding Week (WBW) diperingati setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus. Sejarah Pekan ASI Sedunia bermula dari forum World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) yang digelar di markas United Nations Children’s Fund atau UNICEF, di New York, Amerika Serikat, pada 1991.
Agenda ini diperingati secara serentak di berbagai belahan bumi. Misi peringatan Pekan ASI Sedunia adalah memperjuangkan pemenuhan hak anak atau bayi akan kebutuhan air susu ibu hingga berusia 24 bulan atau lebih.
Tujuan globalnya dalam mencapai tujuan SDGs nomor 3 yaitu Good Health and Well Being khusunya demi mengoptimalkan kesehatan gizi dan kesehatan ibu beserta anak. World Health Organization (WHO) bersama dengan American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4 hingga 6 bulan.
Artinya, selama periode tersebut, bayi yang hanya diberi air susu ibu tanpa makanan pendam-ping lain. Setelah 6 bulan, bayi sebaiknya tetap disusui sambil menerima makanan pendamping yang sesuai dan memadai hingga usia 2 tahun atau lebih. Kebiasaan seperti ini diharapkan bisa dicapai dengan menciptakan lingkungan, kesadaran, dan dukungan yang tepat kepada para ibu menyusui di seluruh dunia.
Seiring dengan dimulainya Pekan Menyusui Sedunia, UNICEF dan WHO menyerukan pemerintah dan para mitranya di Indonesia untuk mendukung semua ibu agar dapat menyusui sejak dini, secara eksklusif, dan berkesinambungan. .
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5 persen – atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan- yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau menurun 12 persen dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi menyusui dini (IMD) juga turun dari 58,2 persen pada tahun 2019 menjadi 48,6 persen pada tahun 2021.
Pemberian ASI sejak dini dan secara eksklusif amat penting bagi kelangsungan hidup seorang anak, dan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit yang rentan mereka alami serta yang dapat berakibat fatal, seperti diare dan pneumonia. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima ASI memiliki hasil tes kecerdasan yang lebih tinggi. Selain itu, mereka memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami obesitas atau berat badan berlebih, begitu pula dengan kerentanan mereka mengalami diabetes kelak. Secara global, peningkatan pemberian ASI dapat menyelamatkan lebih dari 820.000 anak setiap tahunnya serta mencegah penambahan kasus kanker payudara pada perempuan hingga 20.000 kasus per tahun.
Pemberian ASI menjadi kian penting mengingat dampak pandemi COVID-19 telah membebani sistem kesehatan di Indonesia, sehingga layanan konseling menyusui menjadi jauh lebih sulit diakses. Survei nasional yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan dengan dukungan UNICEF pada tahun 2021 menemukan bahwa kurang dari 50 persen ibu dan pengasuh anak di bawah dua tahun yang menerima layanan konseling menyusui selama pandemi. Situasi ini diperparah oleh tingginya pelanggaran terhadap Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI di Indonesia.
“Praktik menyusui yang optimal adalah kunci untuk menurunkan stunting pada anak di bawah usia lima tahun, demi mencapai target global dan nasional untuk mengurangi stunting hingga 40 persen. Inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan memberikan perlindungan terhadap infeksi saluran cerna dan kandungan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting,” kata Perwakilan WHO Dr. N. Paranietharan. “Meneruskan menyusui setelah enam bulan hingga dua tahun bersama dengan pemberian makanan pendamping ASI adalah cara yang paling memadai dan paling aman untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan memastikan perkembangan kognitif dalam fase kritis kehidupan ini,” katanya dalam laman resmi UNICEF INDONESIA
-
“Dan para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. QS 2 (Albaqoroh) ayat 233
-
“Dan kami beritahu ibu Musa,” Susui dia, dan apabila kami khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke Sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikan kepadamu, dan menjadikannya sebagai salah satu rasul,” QS 28 ayat 7
-
“Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara perempuan Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.“ [QS al-Qoshosh : 12-13]
-
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” QS 31 (Lukman) ayat 14
-
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. QS 46 (Al ahqof) ayat 15
-
Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. QS 65 (At Tholaq) ayat 6
-
“Kemudian malaikat mengajakku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular. Aku bertanya, “Ada apa dengan mereka?” Malaikat menjawab, “Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan yang dibenarkan).” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban no. 7491, hadits shahih)
-
Begitu pentingnya memberikan ASI kepada bayi, sehingga di masa Rasulullah saat ada seorang wanita Ghamidiyah yang sedang hamil dan meminta hukuman dari Rasulullah, Rasulullah menyuruhnya kembali setelah melahirkan. Setelah melahirkan si wanita menghadap Rasulullah dan Rasul tetap tidak mau menghukum wanita tersebut dan menyuruhnya kembali setelah bayinya selesai disapih. (HR Muslim). Ini menunjukkan bahwa pemberian ASI lebih Rasulullah utamakan demi kebaikan si bayi bahkan sampai bisa menangguhkan hukuman bagi seorang ibu.
Sebuah kata atau tema yang diulang ulang dalam AlQur’an, apalagi bersifat kewajiban atau anjuran tentu mengandung fadhilah yang luar biasa. Saat ini dunia medis, psikologi, parenting, maupun ekonomi mengakuinya (akan dibahas agak rinci pada bagian kedua). Sayang tema ini cenderung dilupakan atau diabaikan dikalangan ummat.
Tinggalkan Balasan