Highway to Heaven:
Sebuah Perjalanan Jiwa dan Waktu
“Hanya Hati yang Jernih yang Mampu Menangkap Cahanya Nya“
Ada satu jalan yang selalu kita tempuh, entah sadar atau tidak—jalan menuju sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Sebagian menyebutnya takdir, sebagian lagi melihatnya sebagai pencarian makna. Dalam kehidupan, kita selalu mengarungi jalan raya yang penuh tikungan, tanjakan, bahkan rintangan yang menguji keteguhan hati. Tapi, bukankah di sanalah esensi dari perjalanan itu sendiri?
Kita memacu kendaraan kehidupan kita di atas aspal waktu, kadang melaju kencang, kadang terhenti di persimpangan keraguan. Kadang, kita hanya ingin berhenti sejenak, menikmati pemandangan sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Namun, satu hal yang pasti: tidak ada jalan yang sepenuhnya lurus tanpa tantangan.
Setiap orang punya versi “Highway to Heaven” mereka sendiri—jalan menuju impian, harapan, atau mungkin kebahagiaan yang sejati. Ada yang menemukannya melalui pencapaian, ada juga yang baru merasakannya setelah melepaskan segala yang mereka genggam begitu erat. Kita sering berpikir bahwa tujuan adalah segalanya, tapi bagaimana jika justru perjalanan itulah yang lebih berharga?
Di sepanjang perjalanan, kita bertemu banyak jiwa lain yang ikut berkelana. Ada yang hanya numpang lewat, ada yang tetap berada di sisi kita hingga jauh ke depan. Semua pertemuan itu, sekilas atau abadi, punya makna tersendiri yang membentuk siapa kita.
Mungkin, pada akhirnya, “Highway to Heaven” bukan tentang tempat atau tujuan tertentu. Ia adalah perjalanan tanpa henti menuju pemahaman, keikhlasan, dan keberanian untuk terus melangkah. Karena, pada setiap kilometer yang kita tempuh, selalu ada pelajaran yang mengubah cara kita melihat dunia.
Jadi, apakah kita sudah siap mengendarai kehidupan tanpa takut pada jalan yang masih misterius di depan? 🚗✨
Tinggalkan Balasan